Rabu, 05 Desember 2012

SEJARAH DAN SILSILAH SUNAN BONANG


Sunan Bonang ,beliau dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Rembang.
Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam aslinya berada di Desa Bonang. Namun, yang sering diziarahi adalah makamnya di kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon, saat beliau meninggal, kabar wafatnya beliau sampai pada seorang muridnya yang berasal dari Madura. Sang murid sangat mengagumi beliau sampai ingin membawa jenazah beliau ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat membawanya dan hanya dapat membawa kain kafan dan pakaian-pakaian beliau. Saat melewati Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban yang mendengar ada murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang. Mereka memperebutkannya.

KIHAJAR DEWANTARA:3 PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN


Ada 3 Prinsip Dasar Kepemimpinan yang selalu saya pegang, dan yang ini asli berasal dari dalam negeri.
Indonesia memiliki pemimpin yang baik, antara lain Ki Hajar Dewantara. Beliau adalah tokoh dan pelopor pendidikan yang mendirikan sekolah Taman Siswa pada tahun 1922.
3 Prinsip Dasar Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara adalah:
1. Ing ngarsa sung tulada. Artinya, di depan memberi teladan. Pemimpin harus menjadi contoh bagi anak buahnya.
2. Ing madya mangun karsa. Artinya di tengah membangun kehendak atau niat. Pemimpin harus berjuang bersama anak buah.
3. Tut wuri handayani. Artinya, dari belakang memberikan dorongan. Ada saatnya pemimpin membiarkan anak buah melakukan sendiri.

Sabtu, 24 November 2012

AURA MANUSIA DAN CARA MELIHAT AURA


 AURA TUBUH MANUSIA
Kalau kita perhatikan dengan santai dan pandangan yang jernih maka kita dapat melihat AURA walau mungkin secara samar bahwa pada badan yang hidup ( juga ada badan tak hidup ) terdapat semacam lapisan warna yang meliputinya yang kita kenal dengan nama AURA.
Warna dari Aura mirip seperti warna pelangi yang menyelimuti permukaan sebuah benda (terutama benda hidup) dan warna tsb dapat berubah setiap saat tergantung dari keadaan mental orang tsb.
Pada manusia Aura dapat kita lihat menjadi TIGA bagian .

Bagian pertama atau bagian yang paling dekat dengan permukaan tubuh yang seakan menyelimuti dan mengikuti lekuk tubuh secara tepat adalah Aura Kembaran kita.(atau disebut juga Aura kembaran Etheris).
Warna Aura ini kebanyakan berwarna gelap atau kadang agak kelabu.
Lapisan Kedua terletak diatasnya atau diluarnya adalah Aura bagian dalam yang sedikit banyak mencermin kankeadaan kesehatan si pemilik tubuh tsb.
Lapisan ketiga adalah lapisan diatasnya lagi atau dibagian luarnya lagi yang kita sebut Aura bagian luar ,yang sangat banyak terpengaruh oleh keadaan mental atau kebatinan orang ybs.

RAJAH KALACAKRA DALAM KEPEMIMPINAN


RAJAH KALACAKRA:DALAM FILSAFAT KEPEMIMPINAN
Terdapat gagasan mengenai pegangan seorang pemimpin dalam Rajah Kalacakra.Rajah, berarti tulisan rahasia, kala artinya waktu, dan cakra berarti perputaran.Rajah Kalacakra berarti bacaan / ayat rahasia yang dapat mengatasi perputaran waktu. Waktu demikian cepat berubah, karena itu seorang pemimpin yang memiliki pegangan Rajah Kalacakra akan mampu menyesuaikan dan mengatasi gejolak jaman.
Lirik mantra Rajah Kalacakra berbunyi :
Yamaraja – Jaramaya, Penyerang jadi Pengasih
Menjadi pemimpin bukan untuk semena-mena terhadap anak buahnya, tapi sebaliknya mampu mampu mengayomi dan melindungi anak buah dalam kerangka kasih. Seorang pemimpin hendaknya mampu menguasai berbagai hal yang tak kelihatan (tersamar/maya) demi keselamatan negara / rakyat / anak buah.
Yamarani – Niramaya, Keburukan jadi Jauh
Dalam mendekati hal-hal yang maya tersebut perlu hati-hati. Hal yang maya termasuk di dalamnya setan yang sangat berbahaya sering menggoda pemimpin. Seorang pemimpin yang mampu menaklukkan setan, berarti mampu menaklukkan hawa nafsunya. Setan yang mewujud dalam hawa nafsu adalah musuh tersamar seorang pemimpin.
Yasilapa – Palasiya, Kelaparan jadi Makanan
Pemimpin perlu menyadari bahwa lapar itu dapat mengakibatkan kejahatan (degsiya). Sebaliknya, pemimpin juga harus berani malasiya (menindak tegas) siapa saja yang berbuat kejahatan.
Yamiroda – Daromiya, Pemaksa jadi Pembebas
Seorang pemimpin hendaknya tidak memaksakan kehendak pada rakyatnya, sebaliknya ia harus berani memberikan kebebasan berekspresi baik dalam hal mengemukakan pendapat, beribadah maupun berkelompok.
Yadayuda – Dayudaya, Perang jadi Damai
Pemimpin harus mampu mengatur strategi untuk menyusun kekuatan jika terjadi marabahaya. Keselamatan harus diutamakan. Ia harus berdiri tegak, tak terkotori urusan politik. Dalam mengatur strategi, harus mengutamakan usaha damai agar tidak menimbulkan korban dan kerusakan yang lebih besar.
Yaciyasa – Cayasiya, Celaka jadi Sehat Sejahtera
Tak dapat dielakkan, bahwa bencana maupun kecelakaan mungkin saja terjadi. Maka dari itu, melalui kebijakan-kebijakannya, seorang pemimpin hendaknya dapat mengubah situasi rakyatnya yang sedang dirundung kemalangan karena bencana, menjadi sehat sejahtera seperti sedia kala.
Yamidosa – Sadomiya, Perusak jadi Pembangun
Membangun, tidak hanya dalam hal bentuk fisik negara, tetapi sekaligus akhlak dan sikap mental rakyat. Seorang pemimpin harus dapat membebaskan rakyat dari perbuatan dosa. Pemimpin perlu memikirkan strategi untuk memberantas perjudian, kemaksiatan, narkoba, korupsi, yang dapat membuat rakyatnya lupa akan Allah, Shang Hyang Amurba Gesang.